Mencintai dan dicintai
Mengerti dan dimengerti
Mendekati dan didekati
Menyakiti dan disakiti
Melangkah dan dilangkahi
Memulai dan dimulai
Memarahi dan dimarahi
Mencaci dan dicaci
Memukul dan dipukul
Merepotkan dan direpotkan
Semua bentuk afiksasi di atas bukan karena saya sedang belajar merangkai kata aktif menjadi pasif. Itu semua juga bukan mengenai kehidupan saya dalam sehari-hari. Rangkaian kata tersebut saya rangkai untuk menyadari bahwa awalan me- pada dasarnya lebih superior dibandingkan dengan awalan di-. Afiksasi berguna sebagai unsur tambahan yang menegaskan esensi dari sebuah kata menunjukkan siapa melakukan apa dan kadang ada pelengkap hasil yang tertera pada sebuah kata.
Menurut pandangan saya, awalan me- merupakan bentuk di mana subjek menjadi "tokoh utama" dalam kalimat-kalimat aktif. Me- bersifat superior dan berkuasa atas otoritas dari yang menjadi objek. Lihat saja contoh kata menyakiti atau merepotkan. Keduanya memiliki makna yang negatif tapi (setidaknya) lebih berperan dan berada pada tingkat paling atas sebagai subjek.
Sedangkan awalan di- merupakan bentuk di mana objek seolah menjadi subjek dengan dipindahkan ke awal kalimat akan tetapi "dikendalikan" oleh subjek yang seolah menjadi objek. Contohnya dalam kalimat berikut ini:
- Kalimat aktif: Rani sedang menyiram tanaman.
- Kalimat pasif: Tanaman sedang disiram Rani.
Dalam hal ini dapat ditelusuri bahwa "tanaman" telah menjadi objek Rani untuk "disiram". Tentunya Rani memiliki otoritas dalam bentuk aktif maupun pasif, bedanya objek (tanaman) dapat dipindahkan ke depan atau ke belakang akan tetapi tetap tidak mengurangi kedudukannya dalam menjadi "korban" perbuatan Rani, yaitu "menyiram".
Hemat saya, awalan me- dan di- menunjukkan sikap manusia dalam bertindak. Apakah selamanya menjadi me- yang memiliki unsur pengorbanan? Atau selalu ingin bertindak sebagai di- yang selalu menerima apa yang dilakukan subjek?
0 komentar:
Posting Komentar