Tuhan, entah apa dan siapa nama-Mu yang sebenarnya, aku malam ini ingin berterimakasih pada-Mu.
Telah kau hadirkan dinamika kehidupan yang begitu beragam dengan memasang mereka sebagai kedua orangtuaku, mereka sebagai adikku, mereka sebagai masa laluku, mereka sebagai teman-temanku, dan kakak sebagai orang yang memberiku alasan untuk berjuang menjadi manusia yang sebenarnya hingga saat ini.
Aku tau betul bahwa mereka semua tidaklah akan ada selamanya dalam hidupku. Pada dasarnya akulah yang akan berjuang sendirian untuk menjadi "aku" yang sebenarnya. Melepas atribut ketergantungan dan dapat melenggang sendiri tanpa takut keluar dari zona nyaman.
Tuhan, awalnya kupikir Kau adalah seorang penulis naskah drama kehidupan umat manusia. Seenak jidat-Mu saja membuat manusia jungkir-balik dalam hidupnya.
Pada awalnya kupikir Kau adalah zat yang curang. Kau mengetahui pada akhirnya kami semua akan bagaimana dan menjadi apa, tapi di satu sisi Kau menyuruh manusia untuk berjuang keras tanpa tahu gagal atau berhasil.
Tuhan yang kulihat selama ini hanyalah "wajah" dari Tuhan mereka yang menungging untuk sampai kepada-Mu. Aku bosan dan tidak bisa terima begitu saja, aku butuh alasan. Maka aku memaksakan diri untuk berpikir, mencari keberadaan-Mu dan kedudukanku sebagai makhluk bumi. Membanding kenapa aku ada dan apakah Engkau ada. Aku berhenti untuk sementara dalam mengikuti ritual mereka untuk sampai kepada-Mu. Aku memulai dengan karunia-Mu yaitu akal pikiran.
Lambat laun aku mulai menyadari bahwa Kau menciptakan kami bukan untuk sampai kepada apa, tapi Kau menciptakan kami untuk bagaimana melalui apa. Kau mengajarkan kami arti proses dalam hidup ini bukanlah sesuatu yang instan layaknya mie gelas atau junk food.
Perjalanan hidup adalah yang terpenting karena ia-lah yang akan membawa kita menjadi "apa" dan "bagaimana".
0 komentar:
Posting Komentar