Hey, aku mau membuat sebuah pengakuan.
Aku akui selama ini kau memang jarang datang di kehidupanku.Kau bahkan bukan siapa-siapa, hanya seorang kenalan dari almamater yang sama, tapi tidak pernah langsung bertatap muka.
Kita bahkan tidak pernah mengobrol secara langsung, tapi aku merasa welcome denganmu.
Kau kuanggap kakak laki-laki yang selama ini ingin kupunya.
Aku memang tidak terlalu menunggu kehadiranmu di ranah jejaring dunia maya.
Tapi aku selalu mengagumi tulisan-tulisanmu, hasil dari pikiran cerdas yang berasal dari otakmu.
Kita selalu hampir saja bertemu, tapi memang bukan kehendak-Nya untuk kita bertemu.
Ini seperti hubungan relasi, yang saling tau dimana jarak dan lokasi, tapi tidak memiliki hubungan erat.
Aku mengagumimu sebagai sosok pria bertanggung jawab, yang murah senyum dan cerdas. Kau seperti bougenville di tengah-tengah mawar. Sederhana, kecil, tapi indah. Sangat bermakna~
Kau memang jarang, bahkan bisa dihitung memakai jari, mengomentari statusku atau blog-ku. Tapi ketika kau melakukannya, aku sangat senang. Penghargaan yag kau berikan sangat berbeda dengan yang diberikan orang lain.Lebih bermakna dan dalam; juga sangat berarti untukku.
Kau tau, tidak semua orang kupanggil lengkap dengan sebutan " Kakak". Bagiku "Kak" dengan "Kakak" itu berbeda~ Aku memanggil Kakak ketika aku merasa dihargai, diayomi dan respect pada seorang pria.
Dan akupun sangat menghargaimu yang memanggilku "Ading" atau terkadang "Adek". Terimakasih, itu sangat berharga buatku.
Hal kecil seperti itu kujaga, ketetapannya. Tidak pernah dan jangan sampai ia jatuh ke jurang air terjun seperti yang lain, yang akhirnya hanya larut bersama air sungai yang tenang dan hilang begitu saja.
Kujaga dan kusimpan jika memang suatu hari dipertemukan oleh Tuhan dan aku adalah tulang rusuk Kakak yang selama ini dicari.
Biar perasaan ini berbeda dengan perasaan yang sudah-sudah, tidak boleh ternoda dan kutitipkan saja pada Ilahi. Jadi ketika aku berusaha keras disini, aku akan mengerahkan seluruh kemampuanku~ aku tidak melupakan Kakak, tapi juga tidak selalu terbayang dengan Kakak.
Tuhan, aku titipkan perasan yang berarti ini untuk kausimpan. Nanti jika aku sudah siap, aku akan minta lagi darimu. Dan ketika aku memilikinya lagi, hanya akan ada 2 jawaban. Tangis dan senyum.
Aku janji akan mengambilnya lagi, suatu hari....
0 komentar:
Posting Komentar