"Kita harus berkomitmen dalam hubungan ini".
"Dimana komitmen kamu di organisasi?".
"Komitmen itu penting dalam seuah hubungan".
Seberapa sering kamu mendengarkan kata komitmen?
Aku sering dengar waktu kecil orang mengucapkan kata "komitmen". Baik dari keluargaku maupun orang-orang sekitar yang berada di lingkungan perkembanganku ketika kecil. Didalam pikiranku yang samar-samar ketika itu, komitmen adalah sesuatu yang sakral seperti sebuah tiang untuk berpegangan. Ketika dijalani tidak boleh dilanggar.
Setelah menginjak hampir umur 17 tahun, aku lambat laun mulai mengerti apa yang dinamakan komitmen. Walaupun aku belum bisa mendefinisikan seperti di kamus oxford dan saat itu memang belum ada desire untuk membuka KBBI, aku mengerti rasa dan baunya. Bukan wujudnya. Menentukan definisi itu bagiku sulit karena terdapat ke-sujektifan didalamnya. Seperti menguliti kulit kacang perlahan dengan memperhatikan seratnya. Beresiko tinggi.
Semakin seorang anak manusia tumbuh, maka perkembangan psikologisnya juga akan berubah. Semakin dewasa, maka ia akan terikat oleh apa-apa yang dinamakan tanggungjawab. Tanggungjawab tentu tidak epas dari komitmen. Dan kini, saat aku mulai dihadapkan bahkan sedang berhadapan langsung dengan apa yang disebut dengan komitmen, aku mulai mencari apa definisinya. Berhubung aku menjadi subjek dalam predikat si komitmen ini, kubuka KBBI (akhirnya), ia memiliki arti perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak.
Komitmen yang selama ini kulihat dalam kehidupan dapat dibagi menjadi 3 jenis:
1. Komitmen atas diri sendiri (mono)
2. Komitmen dengan seorang individu (duo)
3. Komitmen dengan kelompok (community)
Komitmen mono adalah perjanjian terhadap diri sendiri dan tentunya sang pelaku telah mengetahui sebab-akibat dari perbuatan yang akan dilanggarnya atau dipatuhinya. Misalnya; Andre berkomitmen pada diri sendiri untuk tidak merokok dan minum alkohol dalam jangka panjang dengan tujuan menjaga kesehatan karena Andre memiliki penyakit komplikasi. Jika Andre melanggar komitmen, maka kesehatannya akan memburuk dan ia akan masuk rumah sakit kembali.
Komitmen duo biasanya berhubungan dengan sebuah ikatan antara dua anak manusia (entah hetero ataupun homo). Ini tentunya banyak mewabah dengan sepasang kekasih ataupun suami-istri.
Komitmen community dilakukan dengan lebih dari 2 pelaku mementuk sebuah komunitas yang didalamnya terdapat perjanjian.
Dan sebagai subjek, komitmen merupakan kata kerja (verb) yang akan dilaksanakan oleh sang pelaku.
Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan; benda; hal yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan. Jika diflashback, sebuah perjanjian/kontrak tentunya dibuat sedemikian rupa untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Jadi objek dalam sebuah komitmen adalah isi dari komitmen (perjanjian) yang telah disepakati oleh sang pelaku.
Jika melaksanakan perjalanan komitmen tersebut maka sang pelaku akan sampai pada tujuan yang ingin dicapainya. Dan jika melanggar maka akan ada akibatnya. Hematku, akibat tidak selalu berakhir buruk. Kadang ada juga akibat yang membawa sang pelaku kepada sebuah jalan yang memang terbaik menurut ukurannya.
Dan ternyata ketika memasuki lingkaran komitmen yang sedang dijalani ini, banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan dipikirkan matang-matang sebelum membuat/memutuskannya. Harus dilihat kembali setiap tindakan yang telah/akan dilakukan. Apa sebab-akibat didalamnya sebuah tindakan/rencana/pemikiran yang muncul dalam lingkaran komitmen ini.
Dengan berkomitmen, seseorang akan terikat pada sebuah tiang perjanjian. Tapi bukan berarti dengan berkomitmen seseorang akan kehilangan kebebasannya.
Nah, ada yang mau menambahi?
0 komentar:
Posting Komentar