"Menurut lo pernikahan itu harus seagama ga Mi?", tanyanya saat pembicaraan mengarah kepada masalah keyakinan beragama.
Aku berpikir sejenak dan menjawab dengan sangat hati-hati, "Cinta itu akan lebih baik kalau murni. Tidak ada kepentingan lain selain rasa dan kasih sayang".
_______________________________________
Sudah lama kuketahui sejak di pesantren tentang hadits yang mengatakan bahwa wanita itu dinikahi karena 4 hal; hartanya, kecantikannya, keturunannya dan karena agamanya. Dan yang paling baik adalah memilih dia karena agamanya.
Dan barusan aku menemukan bacaan tentang ajaran Buddhisme di perpustakaan yang cukup mengisi lembaran tanda tanya mengenai ini. Yup, walaupun tidak benar-benar menjawab ya atau tidak, setidaknya dapat membantu kita untuk berpikir lebih dalam.
Dalam agama Buddha, sepasang kekasih harus memiliki 4 kesamaan:
- Samma Sadha, yaitu kesamaan dalam keyakinan.
- Samma Caga, yaitu kesamaan dalam kedermawanan.
- Samma Sila, yaitu kesamaan dalam kemoralan.
- Samma Pana, yaitu kesamaan dalam kebijaksanaan.
Samma Sadha
Samma Sadha berarti memiliki keyakinan yang sama. Kesamaan dalam keyakinan oleh masyarakat awam diartikan dengan kesamaan terhadap agama. Tapi dalam agama Buddha, yang dimaksud dalam kesamaan keyakinan adalah kesamaan pola pikir dan pandangan yang dipercaya benar. Kita harus memiliki keterbukaan pikiran dan toleransi supaya dapat menerima dan menghadapi perbedaan sehingga dapat menjaga keharmonisan dalam kehidupan.
Samma Caga
Kesamaan dalam kedermawanan ini bermakna ketidaktergantungan atau ketidakmeleketan pada pasangan. Sepasang kekasih sebaiknya memiliki jiwa yang ringan dan mampu melepas. Ia tidak merasa terkekang dengan keterikatan yang ada. Sikap dermawan yang dimaksudkan adalah mencintai dengan memberi untuk mencipatakan kebahagian dengan ikhlas dan tanpa syarat. Batin orang yang baik hati biasanya tidak terhambat dan dapat membantu pengembangan batin orang lain. Jadi intinya dapat saling mengayomi dan melengkapi.
Samma Sila
Kesamaan moral dalam pengertian ini adalah kesamaan pandangan terhadap perbuatan yang benar dan salah. Hal ini mengarah kepada keserasian tingkah laku.
Samma Pana
Samma Pana berarti memiliki wawasan yang sama. Dengan wawasan yang sama, pasangan akan lebih mudah menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam hubungannya. Jika terjadi ketidaksamaan wawasan, dimungkinkan konflik akan terjadi. Perbedaan kebijaksanaan dalam wawasan ini dapat menyebabkan pemborosan waktu dalam menyelesaikan masalah, terutama dalam argumentasi untuk menyamakan pola pikir.
Dengan 4 kesamaan di atas dalam agama Buddha, dipercaya dapat membawa pasangan menuju keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan berpasangan.
_____________________________________________________
Setidaknya kita dapat belajar kebaikan-kebaikan dari agama lain mengenai pertanyaan yang kadang tidak dapat dijawab dengan sembarang. Kadang ayat dan hadits yang dijadikan alat sebagai jawaban kurang memuaskanku dikarenakan multitafsir dan latar belakang penafsir. Maka kadang aku tertarik pada ajaran-ajaran lain yang tidak membebaniku dalam berpikir. Ajaran apapun; Islam, Kristen, Katholik, Buddha, Hindu, Yahudi, Konfusianisme, Taoisme, atau bahkan Atheisme.
Kadang kita tidak sadar bahwa kita telah menjadi bagian dari manusia dengan pemikiran siap saji, langsung pakai tanpa mengetahui esensi, makna dan tujuan dari perintah dan hukum-hukum yang ada dalam kehidupan kita. Kita tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan bukan atas dasar apa yang kita inginkan, kiya yakini dan kita percaya.
Manusia menjalani dan mencari hakikat dari kebenaran yang ada dalam kehidupannya. Tidak ada yang salah dengan pencarian. Tuhan akan selalu memberkati makhluk-Nya yang berusaha mencari-Nya.
Iya kan, Han? #ngomongsamaTuhan
0 komentar:
Posting Komentar