Lumayan kecewa juga ga keterima jadi staff sebuah kepanitiaan. Mungkin jawaban saya ketika wawancara nggak memenuhi kualifikasi tema acara tersebut. Atau mungkin karena memang tidak berkualitas dimata pewawancara ya?
Saya bilang, " Saya pikir acara untuk tahun ini tidak hanya menekankan simbolisasi saja seperti tahun kemarin. Kenapa kita harus bersusah-susah membentuk huruf dengan ribuan massa, sedangkan itu sama sekali tidak membawa perubahan untuk kampus dan negara. Kenapa kita tidak mengalihkan pada hal-hal yang sederhana tapi jelas, seperti; membersihkan danau UI, melakukan penanaman pohon (yang dapat tumbuh) di lingkungan kampus."
" Untuk apa kita hanya membuang-buang waktu, tenaga dan biaya untuk memberikan pemahaman bela bangsa dan negara dengan hal-hal yang tidak sepenuhnya dimaknai oleh mahasiswa baru. Tahun lalu, membuat puisi; entitas tersebut memang bertujuan baik dengan tema "Cinta Indonesia". Tapi dibalik itu semua, apakah para maba (termasuk saya ketika itu), sudah memahami betul puisi yang secara "dipaksa" harus dibuat".
" Saya pikir untuk kegiatan tahun ini, kita harus meminggirkan hal-hal abstrak, menggantinya menjadi hal-hal konkrit. Untuk apa berteriak, " Hidup indonesia! Hidup mahasiswa" sampai suara serak, tapi kepedulian akan lingkungan sekitar (masih banyak pengemis, lansia terlantar, juga masalah sampah berserakan di danau dan jalanan kampus) masih minim."
Ah, apa mungkin kalimatku terlalu mengkritik kelemahan program tahun lalu ya? Atau ada pihak yang tersinggung akan kritikku tentang perbuatan simbolis tersebut. Yah, sudahlah~ Memang bukan tempatku untuk berkontribusi di kepanitiaan itu.
Tenang Umi, masih banyak wadah yang bisa kamu jadikan wadah untuk muntahan ide konservatif-mu.Semoga ada! AMIN!
0 komentar:
Posting Komentar